Hadis tentang toleransi

kursus komputer serba bisa
Kursus Komputer bersertifikat. Lembaga kursus Citra Telematika menyelenggarakan :

1. Aplikasi Perkantoran
2. Desain Grafis
3. Jaringan Komputer
4. Robotika
5. Pemasaran Digital
Kursus Komputer di Majalengka
Citra Telematika - Kursus Komputer di Majalengka

Jl. Raya Timur No. 65, Ciborelang, Jatiwangi
Kab. Majalengka
(0233) 8281236 | 085216667297

Belajar Toleransi Beragama dari Nabi Muhammad
Khutbah I

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللُّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ. إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(الممتحنة: 8-9)

Kaum Muslimin sidang jamaah Jum’at yang berbahagia.

Pertama kali khatib hendak berwasiat untuk diri khatib individu dan segenap kaum Muslimin yang hadir supaya kita senantiasa menambah rasa iman dan takwa kita untuk Allah SWT. Takwa dalam artian yang sebenar-benarnya, yakni takwa yang menjadi spirit dari segala ucapan yang kita sampaikan dan tindakan yang anda lakukan, sampai-sampai diri ini terjaga dari setiap ucapan yang menyayat dan tindakan yang menyebut orang lain. Begitu juga, takwa yang mendorong kita guna selalu menikmati kehadiran Tuhan dekat dengan kita, sampai-sampai tidak sedetikpun diri ini lalai dari mengingat-Nya. Semoga kita seluruh dikaruniai sifat takwa yang laksana ini. Amin,!
kursus komputer serba bisa


Tidak diragukan lagi bahwa Islam sangat menyarankan sikap toleransi, tolong-menolong, hidup yang harmonis dan dinamis salah satu umat insan tanpa memandang agama, bahasa, dan ras mereka. Ayat (Q.S. al-Mumtahanah: 8-9) di atas menjadi bukti nyata bakal hal itu. Allah SWT berfirman “Allah tidak melarang anda untuk melakukan baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam hal agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyenangi orang-orang yang berlaku adil. Allah melulu melarang anda menjadikan mereka sebagai kawanmu, (yaitu) orang-orang yang memerangimu dalam hal agama dan mengusirmu dari dusun halamanmu, serta menolong (orang lain) guna mengusirmu. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Imam al-Syaukani menyatakan bahwa ayat itu berisi arti bahwa Allah tidak tidak mengizinkan umat Islam untuk melakukan baik untuk kafir dhimmi yakni orang-orang non Muslim yang menyelenggarakan perjanjian dengan umat Islam dalam menghindari perperangan dan tidak menolong non-Muslim lainnya dalam memerangi umat Islam. Di samping itu, ayat di atas pun menunjukkan bahwa Allah tidak tidak mengizinkan kita guna bersikap adil dalam bermuamalah dengan mereka. Hal senada pun diungkapkan oleh Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya, bahwa Allah tidak tidak mengizinkan umatnya untuk melakukan baik untuk orang-orang kafir yang tidak memerangi mereka dalam masalah agama, seperti melakukan baik dalam persoalan wanita dan orang lemah.
kursus komputer serba bisa

Berdasarkan urusan itu, Ali Mustafa Yaqub dalam suatu bukunya menegaskan bahwa ayat ini adalahdalil yang mengharuskan umat Islam untuk melakukan baik untuk non Muslim, sekitar mereka tidak memerangi dan mengenyahkan umat Islam dari negeri mereka serta tidak menolong orang beda untuk mengenyahkan umat Islam dari negeri mereka. Bahkan Nabi Muhammad SAW menakut-nakuti umat Islam yang memerangi non Muslim yang laksana ini dengan peringatan keras dan tegas guna tidak memasukkan mereka ke dalam sorga. Dalam suatu hadis riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda:

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Barangsiapa yang membunuh non-Muslim yang terbelenggu perjanjian dengan umat Islam, maka ia tidak akan menghirup keharuman sorga. Sesungguhnya keharuman sorga itu dapat dicium dari jarak 40 tahun perjalanan di dunia.” (H.R. Bukhari)

Kaum Muslimin yang berbahagia!

Dalam daftar sejarah dikisahkan juga bagaimana santunnya Nabi saat bergaul dengan orang-orang Yahudi dan kaum munafik saat berada di Kota Madinah pascahijrah. Rasulullah tetap menerima sikap lahiriah mereka dan tidak mempedulikan para berpengalaman kitab untuk mendekap agamanya dengan bebas. Bahkan beliau tidak mengizinkan para sahabatnya guna memerangi dan menyakiti mereka. Banyak hadis-hadis sahih yang menyatakan sikap toleransi yang dipegang teguh oleh Nabi saat berinteraksi dengan orang-orang non Muslim di sekitarnya. Misalnya saja cerita Nabi yang pernah menggadaikan baju perangnya untuk Abu Syahm, seorang Yahudi. Begitu pula dengan sikap beliau dalam bergaul dengan beberapa tamu-tamu wanita Yahudi serta keramahan beliau saat menyambut orang-orang Nasrani Najran di Masjid Nabawi sebagaimana itu dalam riwayat Ibn Ishak dan Ibn Sa’ad.
kursus komputer serba bisa


Namun Ali Mustafa menegaskan bahwa sikap toleransi yang dimaksud di sini hanyalah dalam masalah duniawi yang tidak bersangkutan dengan persoalan akidah dan ibadah. Adapun toleransi dalam masalah-masalah ini, yang mengakibatkan seorang Muslim mengemban sebagian dari ritual non Muslim laksana Yahudi, Kristen, dan orang-orang musyrik lainnya, baik dalam perkataan, perbuatan, dan akidah ialah terlarang. Kendati demikian, beberapa ulama kontemporer terdapat yang membolehkan hal-hal seperti menyampaikan selamat hari raya untuk non Muslim sekitar sang Muslim yang terkaittidak mempercayai kebenaran dari doktrin agama mereka.

Kaum Muslimin yang berbahagia!

Konsep toleransi dalam Islam bertolak belakang dengan paham pluralisme yang digembar-gemborkan oleh beberapa pemikir Muslim belakangan. Mereka memandang bahwa semua doktrin agama bermuara untuk tujuan dan maksud yang sama, bahkan mereka memandang benar seluruh agama-agama yang terdapat dan pemeluknya bakal masuk surga bersama-sama dengan umat Islam kelak. Padahal sebetulnya tidak demikian, anda harus jeli dalam mengetahui persoalan ini. Memang benar Islam mengakui adanya pluralitas agama dengan alasan firman Allah SWT dalam surat al-Kafirun ayat ke-6 yang berbunyi:

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Untukmu agamamu dan untukku agamaku”.

Ayat ini turun saat sekelompok kafir Quraisy datang menghadap Nabi SAW, lalu menyuruh Nabi guna menyembah tuhan mereka selama setahun dan mereka pun bakal menyembah sesembahan Nabi yakni Allah SWT pun dalam masa-masa satu tahun. Lalu Allah menurunkan ayat ini, sebagai penegasan bahwa Islam tidak mengakui kebenaran doktrin agama-agama selain doktrin Islam sendiri, walaupun Islam mengakui eksistensi agama-agama tersebut.

Sehingga dapat diputuskan di sini bahwa pernyataan Islam terhadap eksistensi agama lain sudah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW sampai ketika sekarang. Namun yang butuh digarisbawahi di sini ialah bahwa Islam tidak pernah mengakui kebenaran agama lain. Andaikata Islam mengakui kebenaran agama beda dan semua pemeluknya bakal masuk sorga bareng umat Islam, maka pengamalan dakwah untuk umat insan tidak dibutuhkan lagi, sebab mereka besok akan masuk sorga bareng umat Islam. Padahal Nabi pada masa hidupnya senantiasa mendakwahkan Islam untuk setiap orang-orang musyrik yang berada di dekat beliau, baik dari kalangan raja-raja, bangsawan, rakyat jelata, dan pemimpin-pemimpin non Muslim yang terdapat pada ketika itu. Rasulullah pernah bersabda dalam suatu hadis riwayat Muslim:

وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّار

Demi Allah yang menguasai jiwaku, tidak seorang juga yang mendengar diriku dari umat ini, baik Yahudi maupun Nasrani lantas ia mati tanpa beriman untuk risalah yang kubawa tetapi ia menjadi penghuni neraka. (H.R. Muslim)
kursus komputer serba bisa

Dengan demikian, letak perbedaan antara toleransi dengan paham pluralisme agama dalam Islam paling jelas. Islam mengakui dan sangat menyarankan toleransi antar umat beragama. Namun kebalikannya Islam sangat membangkang keras doktrin pluralisme yang membawa untuk keyakinan bahwa seluruh agama ialah benar. Karena satu-satunya agama di sisi Allah tersebut hanyalah Islam semata. (Ali ‘Imran: 19)

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ رَبَّنَا اغْفِرْ وََارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ


(Yunal Isra)

Belajar Toleransi Beragama dari Nabi Muhammad
Khutbah I

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللُّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ. إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(الممتحنة: 8-9)

Kaum Muslimin sidang jamaah Jum’at yang berbahagia.

Pertama kali khatib hendak berwasiat untuk diri khatib individu dan segenap kaum Muslimin yang hadir supaya kita senantiasa menambah rasa iman dan takwa kita untuk Allah SWT. Takwa dalam artian yang sebenar-benarnya, yakni takwa yang menjadi spirit dari segala ucapan yang kita sampaikan dan tindakan yang anda lakukan, sampai-sampai diri ini terjaga dari setiap ucapan yang menyayat dan tindakan yang menyebut orang lain. Begitu juga, takwa yang mendorong kita guna selalu menikmati kehadiran Tuhan dekat dengan kita, sampai-sampai tidak sedetikpun diri ini lalai dari mengingat-Nya. Semoga kita seluruh dikaruniai sifat takwa yang laksana ini. Amin,!

Tidak diragukan lagi bahwa Islam sangat menyarankan sikap toleransi, tolong-menolong, hidup yang harmonis dan dinamis salah satu umat insan tanpa memandang agama, bahasa, dan ras mereka. Ayat (Q.S. al-Mumtahanah: 8-9) di atas menjadi bukti nyata bakal hal itu. Allah SWT berfirman “Allah tidak melarang anda untuk melakukan baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam hal agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyenangi orang-orang yang berlaku adil. Allah melulu melarang anda menjadikan mereka sebagai kawanmu, (yaitu) orang-orang yang memerangimu dalam hal agama dan mengusirmu dari dusun halamanmu, serta menolong (orang lain) guna mengusirmu. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Imam al-Syaukani menyatakan bahwa ayat itu berisi arti bahwa Allah tidak tidak mengizinkan umat Islam untuk melakukan baik untuk kafir dhimmi yakni orang-orang non Muslim yang menyelenggarakan perjanjian dengan umat Islam dalam menghindari perperangan dan tidak menolong non-Muslim lainnya dalam memerangi umat Islam. Di samping itu, ayat di atas pun menunjukkan bahwa Allah tidak tidak mengizinkan kita guna bersikap adil dalam bermuamalah dengan mereka. Hal senada pun diungkapkan oleh Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya, bahwa Allah tidak tidak mengizinkan umatnya untuk melakukan baik untuk orang-orang kafir yang tidak memerangi mereka dalam masalah agama, seperti melakukan baik dalam persoalan wanita dan orang lemah.
kursus komputer serba bisa


Berdasarkan urusan itu, Ali Mustafa Yaqub dalam suatu bukunya menegaskan bahwa ayat ini adalahdalil yang mengharuskan umat Islam untuk melakukan baik untuk non Muslim, sekitar mereka tidak memerangi dan mengenyahkan umat Islam dari negeri mereka serta tidak menolong orang beda untuk mengenyahkan umat Islam dari negeri mereka. Bahkan Nabi Muhammad SAW menakut-nakuti umat Islam yang memerangi non Muslim yang laksana ini dengan peringatan keras dan tegas guna tidak memasukkan mereka ke dalam sorga. Dalam suatu hadis riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda:

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Barangsiapa yang membunuh non-Muslim yang terbelenggu perjanjian dengan umat Islam, maka ia tidak akan menghirup keharuman sorga. Sesungguhnya keharuman sorga itu dapat dicium dari jarak 40 tahun perjalanan di dunia.” (H.R. Bukhari)

Kaum Muslimin yang berbahagia!

Dalam daftar sejarah dikisahkan juga bagaimana santunnya Nabi saat bergaul dengan orang-orang Yahudi dan kaum munafik saat berada di Kota Madinah pascahijrah. Rasulullah tetap menerima sikap lahiriah mereka dan tidak mempedulikan para berpengalaman kitab untuk mendekap agamanya dengan bebas. Bahkan beliau tidak mengizinkan para sahabatnya guna memerangi dan menyakiti mereka. Banyak hadis-hadis sahih yang menyatakan sikap toleransi yang dipegang teguh oleh Nabi saat berinteraksi dengan orang-orang non Muslim di sekitarnya. Misalnya saja cerita Nabi yang pernah menggadaikan baju perangnya untuk Abu Syahm, seorang Yahudi. Begitu pula dengan sikap beliau dalam bergaul dengan beberapa tamu-tamu wanita Yahudi serta keramahan beliau saat menyambut orang-orang Nasrani Najran di Masjid Nabawi sebagaimana itu dalam riwayat Ibn Ishak dan Ibn Sa’ad.

Namun Ali Mustafa menegaskan bahwa sikap toleransi yang dimaksud di sini hanyalah dalam masalah duniawi yang tidak bersangkutan dengan persoalan akidah dan ibadah. Adapun toleransi dalam masalah-masalah ini, yang mengakibatkan seorang Muslim mengemban sebagian dari ritual non Muslim laksana Yahudi, Kristen, dan orang-orang musyrik lainnya, baik dalam perkataan, perbuatan, dan akidah ialah terlarang. Kendati demikian, beberapa ulama kontemporer terdapat yang membolehkan hal-hal seperti menyampaikan selamat hari raya untuk non Muslim sekitar sang Muslim yang terkaittidak mempercayai kebenaran dari doktrin agama mereka.

Kaum Muslimin yang berbahagia!

Konsep toleransi dalam Islam bertolak belakang dengan paham pluralisme yang digembar-gemborkan oleh beberapa pemikir Muslim belakangan. Mereka memandang bahwa semua doktrin agama bermuara untuk tujuan dan maksud yang sama, bahkan mereka memandang benar seluruh agama-agama yang terdapat dan pemeluknya bakal masuk surga bersama-sama dengan umat Islam kelak. Padahal sebetulnya tidak demikian, anda harus jeli dalam mengetahui persoalan ini. Memang benar Islam mengakui adanya pluralitas agama dengan alasan firman Allah SWT dalam surat al-Kafirun ayat ke-6 yang berbunyi:
kursus komputer serba bisa

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Untukmu agamamu dan untukku agamaku”.

Ayat ini turun saat sekelompok kafir Quraisy datang menghadap Nabi SAW, lalu menyuruh Nabi guna menyembah tuhan mereka selama setahun dan mereka pun bakal menyembah sesembahan Nabi yakni Allah SWT pun dalam masa-masa satu tahun. Lalu Allah menurunkan ayat ini, sebagai penegasan bahwa Islam tidak mengakui kebenaran doktrin agama-agama selain doktrin Islam sendiri, walaupun Islam mengakui eksistensi agama-agama tersebut.
kursus komputer serba bisa


Posting Komentar

0 Komentar